Sabtu, 23 April 2011

P2 (Pergaulan dan Pengakuan)

Remaja bisa menjadi piala emas atau malah menjelma menjadi anak panah yang menghujam hati yang terdalam bila mengalami masa remaja yang ‘sakit’. Pergaulan dan pengakuan, bagai 2 mata sisi uang receh. Remaja bergaul agar mendapat ‘cap’ dari teman-temannya. Mau gaul yang hitam kek,putih kek,abu-abu,mejikuhibiniu sekalian, yang penting gaul.
Membaca Blackbook yang mengisahkan kehidupan 3 remaja, membuatku mengenang kembali masa-masa sacral itu, merasakan apa yang mereka rasa,mengangguk mengiyakan dan menggeleng tidak setuju. Banyak tikungan yang berhasil memainkan emosi. Aku sendiri beberapa kali nangis dan mencoba teriak: jangan lakukan itu! Mau jadi Remaja gaul putih sekaligus orang tua yang bijak, BlackBook solusinya.
Nah, penasaran dengan isi Novel BlackBook kan, segera meluncur ke link : http://www.leutikaprio.com/produk/10041/novel/110482/blackbook/1104860/winda-krisnadefa. dan Novel BlackBook akan segera berada di genggamanmu.

Senin, 18 April 2011

Bom Professional Ibu Guru Kini

Pendidikan di Indonesia harus setara dengan pendidikan di luar negeri. Itu harapan kita. Namun, janganlah jauh-jauh ke negeri orang sedangkan di negeri sendiri masih banyak yang harus di benahi bila kita berbicara mengenai pendidikan. Nah, oleh karena itu mari kita lebih dulu mewujudkan pemerataan pendidikan di negeri kita tercinta Indonesia ini.
Pemerataan pendidikan menjadi tugas yang besar bagi dunia pendidikan dalam rangka untuk mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Miarso (2006: 241), definisi pemerataan pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Kesempatan untuk bersekolah yang merata, atau lazim disebut dengan istilah pendidikan semesta (universal education)
b. Pemerataan mutu pendidikan, atau berarti menghilangkan kesen-jangan mutu karena faktor sosial-ekonomis dan geografis
c. Pemerataan kemungkinan memperoleh pendidikan dengan memberikan perlakuan yang berbeda termasuk subsidi atau beasiswa kepada mereka yang tidak mampu, meliputi pula untuk mereka yang menyandang kelainan
d. Pemerataan hasil perolehan pendidikan, yang berarti para lulus-annya mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh penghasilan yang setaraf.
Nah, bagaimana dengan kenyataan yang ada sekarang? Apakah ke empat point di atas telah terpenuhi? Jawabannya, hampir dan tentu saja akan bisa. Ya, harus optimis dong. Apalagi jaman digital seperti saat ini, di mana-mana serba teknologi, khususnya namanya teknologi informasi dan telekomunikasi berkembang dengan laju yang mendekati kecepatan cahaya. Tidak dapat dipungkiri peran teknologi informasi dan telekomunikasi sangat vital dalam pemerataan pendidikan di Indonesia. Selain itu, pemerataan pendidikan membutuhkan partisipasi dari bari berbagai pihak. Salah satunya adalah guru sebagai tenaga pendidik. Selanjutnya, peserta didik sebagai objek pemerataan pendidikan akan memperoleh manfaat nyata.
Guru wanita, selanjutnya kita sebut ibu Guru, sebagai bibit unggul pemangkul amanat ibu kita Kartini dalam bidang pendidikan, adalah subjek dalam pendidikan yang diberikan tugas dan tanggung jawab untuk mencerdaskan peserta didik, tidak hanya cerdas akal tapi tentu juga dibarengi cerdas hati. Untuk melaksanakan tugasnya secara professional dalam mendidik, guru harus mampu merencanakan, melaksanakan, dan membimbing pelajaran. Memfokuskan pada aspek kemampuan merencenakan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran, ibu Guru sekarang sudah berbeda dengan ibu Guru dahulu. Ibu Guru sekarang telah dimanjakan oleh perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.
Dalam merencanakan pembelajaran yang meliputi persiapan materi, metode atau teknik,dan sebagainya, seorang ibu Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk menggali materi ajar secara dalam. Materi ajar yang luas dan dalam dapat menambah wawasan dan keterampilan peserta didik sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas peserta didik. Tidak hanya materi bahan ajar yang dapat diperoleh secara lengkap melalui teknologi informasi dan komunikasi, tetapi juga berbagai teknik dan metode terbaru yang sedang popular dalam dunia pendidikan di berbagai belahan bumi dapat dengan jelas diketahui dan bila mungkin diadaptasi dalam pembelajaran di kelas.
Nah, ngomong-ngomong mengenai pembelajaran di kelas, dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, belajar tidak hanya dapat dilakukan di dalam ruangan atau dengan kata lain indoor. Guru dapat mengajar tanpa dibatasi ruang dan waktu. Misalnya dengan metode e-learning, guru dapat memantau perkembangan anak didiknya, memberikan evaluasi guna melihat sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan dari sebuah layar komputer di rumah. Tentu saja tanpa menghilangkan kewajiban tatap muka dengan peserta didik sebab tatap muka itu sendiri merupakan unsur esensial dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, ibu Guru dapat tetap mengajar walalupun jam pelajaran di sekolah telah usai. Ibu Guru dapat mengajar dengan target yang lebih luas melalui jaringan internet, sehingga hal inilah yang diharapkan dapat meningkatkan pemerataan pendidikan di berbagai daerah di Indonesia.
Ke semua hal yang dikemuakan di atas berkaiatan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi, dapat meningkatkan kualitas peserta didik sekaligus ibu Guru itu sendiri. Peserta didik akan memiliki daya saing, baik di sekolahnya sendiri mapupun dengan sekolah lain, bahkan dengan daerah lain, dan yang lebih bergengsi adalah dengan negara lain terutama negara maju. Sedangkan di pihak Ibu Guru, akan terlatih untuk menjadi guru yang professional secara kode etik profesi keguruan, diakui oleh masyarakat, dan tentunya di mata anak didinya sendiri. Sehingga ibu Guru juga pada aplikasinya dapat bersaing dengan sesama guru dan memiliki kedudukan yang sama tinggi dengan bapak Guru. Ibu Guru tidak lagi dipandang sebelah mata, namun mulai diperhitungkan keberadaannya sebagai professional pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi setidak-tidaknya diharapkan mampu mewujudkan jalannya demokratisasi pendidikan dengan semboyannya Education for All yang dapat meningkatkan pemerataan pendidikan di berbagai daerah di Indonesia yang berdampak positif pada kualitas peserta didik, dan kualitas ibu Guru sebagai pendidik dari generasi Kartini.
Sumber : Miarso, Yusufhadi. 2009.Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Senin, 21 Maret 2011

Pertanyaan Mendasar Fisiologi Tumbuhan

Tugas Fisiologi Tumbuhan
1. Bandingkan antara autotrof dan heterotrof !
Jawab : Autotrof adalah organisme yang sumber karbonnya yaitu dari senyawa anorganik sederhana yang berasal dari lingkungannya, kemudian disintesis melalui jalan fotosintesis dan kemosintesis menghasilkan senyawa organik.
Sedangkan heterotrof adalah organisme yang sumber karbonnya yaitu dari senyawa organik, yang berasal dari makhluk hidup lain.

2. Bagaimana tumbuhan merespon hidup sebagai autotrof ?
Jawab : - Tumbuhan memiliki klorofil yang digunakan untuk menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis
- Tumbuhan memiliki kutikula pada daunnya untuk mengurangi penguapan, mencegah kekeringan yang dapat menyebabkab laju fotosintesis menurun.
3. Apakah mekanisme posisi ? Beri contoh !
Jawab : Tumbuhan umumnya hidup menetap atau menempel pada mediumnya . Tumbuhan tidak dapat bergerak secara aktif. Gerak pada tumbuhan hanya mencakup gerakan dari sebagian organ-organnya saja, seperti akar, batang, ranting dan daun tumbuhan.
Contoh adalah gerakan :
- Higroskopis, yaitu gerakan yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air yang tidak merata pada bagian tubuh tumbuhan

Misalnya:
• gerak membuka dan menutupnya anulus pada kotak spora.
• pecahnya buah tanaman polong
- Gerak endonom adalah yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam tubuh tumbuhan sendiri. Contoh gerak ini antara lain gerak sitoplasma, gerak kloroplas pada sel-sel daun lidah buaya dan selaput umbi bawang merah, serta gerak melilitnya batang kacang panjang, gadung dan umbi.
- Gerak esionom adalah: gerak tumbuhan yang disebabkan adanya rangsangan dari luar. Rangsangan itu dapat berupa cahaya , gravitasi bumi, sentuhan , senyawa kimia, air dan sebagainya .Gerak esionom dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. gerak nasty , contoh : Gerak menutup daun putrid malu (Mimosa Pudica) saat disentuh

2. gerak tropisme, contoh : gerak batang mendekati matahari.

3. gerak taksis, contoh : Euglena bergerak mendekati sumber sinar.
4. Bagaimana tumbuhan memanfaatkan lingkungan mereka ? (pertimbangkan bentuk dendritik, reproduksi aseksual, pertambahan tidak heterofili, mencari makan, dan desain arsitektur).
Jawab : - tumbuhan memiliki akar yang kuat dan bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah dan dapat memperoleh unsur hara yang terkandung dalam tanah.
- Dalam proses penyerbukan, tumbuhan memanfaatkan bantuan misalnya serangga, sehingga memiliki bentuk dan warna bunga yang menarik.
5. Bandingkan hewan dan tumbuhan dalam hal desain arsitektur dan mekanik) !
Jawab : Hewan : memiliki tubuh yang dapat bergerak bebas karena tidak tertanam dalam suatu medium. Memiliki ekstremitas atas dan bawah yang dapat digerakkan secara aktif.
Sedangkan tumbuhan memiliki tubuh yang kaku yang tertanam dalam suatu medium. Gerakan nya hanya berlangsung pada bagian tertentu saja.
6. Mekanisme bagaimana tanaman merasakan perubahan lingkungan ? Mengapa ini penting ?
Jawab : Misal saat suhu tinggi, tanaman merespon dengan cara menutup stomata sehingga dapat mengurangi pengeluaran air. Saat musim dingin, tumbuhan akan mengalami masa dorman dengan menggugurkan daunnya. Itu penting untuk menjaga agar tubuh tumbuhan tetap dapat bertahan hidup di kondisi panas ataupun dingin.
7. Identifikasi beberapa ancaman fisik dan biologis pada tanaman? Bagaimana cara tumbuhan melindungi diri dari bahaya ?
Jawab : Ancaman fisik : adanya gangguan dari hewan lain. Cara tumbuhan melindungi diri adalah dengan mengeluarkan semacam senyawa yang dapat menyebabkan hewan tersebut tidak tertarik. Misal senyawa yang berbau tajam, yang menyebabkan gatal, dan sebagainya.
8. Bagaimana tumbuhan menemukan pasangan ?
Jawab : dengan bantuan pada proses penyerbukan. Misal bantuan angin, serangga, air, yang akan membawa benang sari ke tempat lain dan bila bertemu dengan jenis yang sesuai dan lingkungan yang cocok akan terjadi pembuahan.
9. Diskusikan beberapa masalah yang unik dengan cara tanaman hidup. Bagaimana tanaman mengahdapi masalah itu ?
Jawab : Masalah ; suhu dan kelembaban tinggi, tumbuhan akan menutup stomata untuk mengurangi penguapan.
- Angin yang berhembus keras, tumbuhan memiliki akar yang kuat untuk menopang tubuhnya.
- Saat lingkungan kondisinya tidak menguntungkan, tumbuhan akan mengalami masa dorman, missal saat musim gugur daun akan meranggas.
10. Pikirkan pernyatan : Tanaman lebih pintar dari yang Anda pikirkan !
Jawab : Tanaman tidak memiliki system saraf seperti halnya hewan. Namun, tumbuhan masih mampu melakukan suatu koordinasi.
11. Identifikasi karakteristik dari kerajaan tumbuhan !
Jawab : Tumbuhan memiliki organ utama akar, batang, dan daun. Dan memiliki organ reproduksi bunga, buah, dan biji. Tumbuhan harus hidup pada sebuah medium misal tanah tempat memperoleh unsure hara.
12. Autotrof biasanya nonmotil. Heterotrof motil. Mengapa evolusi ini menguntungkan ?
Jawab : Pada tumbuhan yang autotrof, sifatnya yang nonmotil membuatnya tidak memerlukan energy yang besar untuk aktivitas hidupnya sehingga sebagian besar energy tersebut dapat digunakan untuk proses sintesis makanan.
Sedang pada heterotrof bersifat motil guna mendapatkan sumber makanannya sebab heterotrof membutuhkan organism lain sebagai sumber makanan.
13. Mengapa daun lebar dan tipis ?
Jawab : Daun lebar dan tipi situ pada daun tumbuhan yang hidup di lingkungan air atau sekitar air yang lembab. Untuk memudahkan proses transpirasi.
14. Bandingkan Hewan dan tumbuhan dalam hal nutrisi (jenis, konsentrasi, dan lokasi ) !
Jawab : Hewan memerlukan nutrisi yang bersifat senyawa karbon organic sedangkan tumbuhan memerlukan nutrisi yang bersifat senyawa karbon anorganik dalam konsentrasi yang tidak terlalu tinggi (karbon anorganik sederhana).
15. Jelaskan mengapa tanaman tidak dibatasi oleh ukuran ?
Jawab : tubuh tumbuhan yang tidak dapat bergerak secara bebas memerlukan bentuk tubuh yang dapat terus tumbuh untuk tetap dapat mencari sumber unsur hara di dalam tanah dan di udara.
16. Identifikasi struktur khusus (dan fungsi) bahwa tanaman digunakan untuk autotrof !
Jawab : Tanaman memiliki klorofil yang digunakan untuk menyerap cahaya matahari guna berlangsungny proses fotosintesis.

Sumber : anonim (dari berbagai sumber di pencarian google).

Pertanyaan : bedakan osmosis dan difusi dalam satu kalimat !
Jawab : Osmosis adalah pelarutnya yang berpindah sedangkan difusi adalah zatnya yang berpindah dari konsentrasi tinggi ke rendah.
Sumber : dari penafsiran setelah memaca buku Biologi Sel.

Perkembangan Gizi di Indonesia

1. Perkembangan Ilmu Gizi Di Indonesia
a. Belanda mendirikan “Laboratorium Kesehatan “ pada tanggal 15 Januari 1888 di Jakarta , tujuannya menanggulangi penyakit beri-beri di Indonesia dan Asia
b. Tahun 1938, nama “Laboratorium Kesehatan” diganti dengan “Lembaga Eijkman”
c. Tahun 1934, IVV (Het Institud dan Voor Volk Suceding) atau Lembaga Makanan Rakyat dan setelah merdeka ( kira-kira tahun 1964) mulai melakukan penelitian.
d. Tahun 1937 – 1942, diadakan survei gizi yaitu 7 tempat di Jawa , 1 tempat di Lampung, dan 1 tempat di Seram..
e. Scooltema, Ochese, Terra, Jansen, Donath, Postmus, Van Veen mengamati pola makanan, keadaan gizi, pertanian, dan perekonomian.
f. Tahun 1919, Jansen, Donanth (dari Lembaga Eijkman) meneliti masalah Gondok di Wonosobo
g. Tahun 1930, Vanveen Postmus, De Hass menemukan defisiensi Vitamin A di Indonesia.
h. Tahun 1935, De Haas meneliti tentang KEP di Indonesia
i. Sejak Tahun 1919, Panne Kock, Van Veen, Koe Ford, Postmus menganalisis nilai gizi berbagai makanan di Indonesia yang dikenal dengan DKBM
j. Tahun 1950, IVV diganti namanya menjadi Kementerian Kesehatan RI atau LMR (Lembaga Makanan Rakyat) diketuai oleh Prof dr. Poerwo Soedarmo (sebagai Direktur I) à Bapak Persagi dan Bapak Gizi Indonesia. Kemudian LMR membentuk kader / tenaga gizi dan pengalaman ilmu gizi kepada masyarakat.
k. Tahun 1960, Prof. Poerwo Soedarmo mencetak tenaga ahli gizi (AKZI dan FKUI) antara lain :
1. Poerwo Soedarmo, Drajat Prawira Negara
2. Djaeni S. Sedia Utama, Soemila Sastromijoyo, Ied Goan Gong, Oei Kam Nio
3. Soekartijah Martaatmaja, Darwin Kariyadi
4. Ig. Tarwotjo, Djoemadias Abu Naim
5. Sunita Almatsir à Perintis terapi diet dan institusi gizi.
Penelitian terus dikembangkan di Indonesia terutama oleh konsultan asing (WHO, FAO) yaitu :
1. Damen (1952-1955) : Kwashiorkor dan Xerophtalmia
2. Klerk (1956) : Tinggi badan dan berat badan anak sekolah
3. Bailey (1957 – 1958) : Kelaparan di gunung Kidul
Sumber : http://blog.uin-malang.ac.id/atuks/2011/01/07/sejarah-perkembangan-ilmu-gizi/
2. Permasalahan Gizi di Indonesia
2. 1 Ironi Gizi Buruk di Indonesia
Kongres IUNS (International Union of Nutrition Science) ke-33, Vienna 2001, menyatakan bahwa abad ke-20 adalah the golden age (era keemasan) untuk perkembangan ilmu gizi, karena sebagian besar penemuan di bidang gizi terjadi pada abad ini. Ironisnya masalah kekurangan gizi di negara berkembang, memasuki milenium baru ini, justru menembus level di atas ambang normal.
Fenomena ini jika diaplikasikan di Indonesia, bisa menjadi semacam sindiran atau skeptisme terhadap
perkembangan ilmu dan program gizi di Indonesia. Mengapa? Meskipun ilmu dan program gizi sudah lebih dari setengah abad dikembangkan di Indonesia (sejak Lembaga Makanan Rakyat tahun 1950-an), tetapi masalah gizi salah, khususnya gizi kurang, masih tidak juga teratasi dengan tuntas. Yang menja- di pertanyaan, lalu di mana peran ilmu gizi dan para pakarnya?
Kemajuan ilmu gizi memunculkan perubahan paradigma dalam konsep dan strategi penanggulangan masalah gizi salah (baik gizi kurang maupun gizi lebih). Perubahan
paradigma ini mengikuti perkembangan ilmu gizi yang menurut Martorell (2000), pendulumnya bergeser dari aspek kualitas pangan (protein) tahun 1950-an ke aspek
kuantitas (energi) tahun 1970-an, kemudian bergeser lagi ke arah kualitas di tahun 1990-an. Kali ini tekanannya tidak lagi pada protein, tetapi pada vitamin dan mineral (zat gizi mikro).
Pergeseran pendulum Martorell ini didasarkan atas perubahan kebijakan dan program gizi yang sering terjadi sejak tahun 1950-an. Pergeseran ini diakibatkan perkembangan teori-teori kebutuhan zat protein yang berbeda-beda.
Mula-mula kebutuhan protein anak usia satu tahun ditetapkan 3,3 gram per kilogram berat badan. Tahun 1970-an diturunkan menjadi 2,0 sampai akhirnya (sampai sekarang) 1,2 gram per kilogram berat badan per hari.
Banyak Protein
Perkembangan ilmu gizi yang dapat dikatakan sangat sederhana tahun 1930-an menumbuhkan adanya mitos di kalangan ahli gizi sampai tahun 1970-an (bahkan di Indonesia sampai sekarang) bahwa untuk hidup sehat dengan optimal, badan memerlukan banyak protein. Kelebihan protein dibakar menjadi energi.
Dalam praktiknya anjuran itu diterjemahkan dengan menganjurkan masyarakat makan daging, telur, dan susu. Tahun 1950-an sampai sekarang, persepsi yang terbangun di kalangan awam adalah bahwa makanan sehat itu lebih diartikan pada cukupnya daging, telur, dan minum susu.
Program gizi yang dikenal dengan ANP (Applied Nutrition Program) yang disponsori FAO, di Indonesia diadopsi menjadi UPGK (Usaha Peningkatan Gizi Keluarga) pada tahun 1950-an yang menekankan pentingnya mengkonsumsi daging ternak unggas, minum semua susu binatang berkaki empat dan sebagainya. Bahkan di kalangan ahli teknologi pangan diciptakan adanya daging buatan dengan protein concentrate di tahun 1960-an. Arah UPGK berubah penekanannya pada energi setelah Prof Sayogyo di awal tahun 1973 di dalam studi evaluasi ANP menemukan bahwa rumah tangga yang kekurangan energi lebih banyak daripada yang kekurangan protein.
Hasil analisa Prof Sayogyo sejalan dengan data dari negara lain, khususnya India oleh Sukhatme. Perdebatan tentang protein ini memuncak setelah McLaren menulis artikel tentang "Protein Fiasco" di jurnal medik Lancet tahun 1974.
Sejak itu di kalangan pakar gizi mulai diketahui bahwa protein bukan segala-galanya. Dan pendapat ini mendorong bergesernya pendulum ke keseimbangan protein dan kalori, bahkan kemudian juga dengan vitamin dan mineral.
Tahun 1990-an pendulum bergerak lagi ke kiri dengan perhatian pada masalah gizi mikro (vitamin dan mineral) dengan sayuran dan buah-buahan menjadi bintang.
Tidak saja kaya akan vitamin dan mineral, tetapi sayur dan buah-buahan juga kaya akan zat anti oksidan, yang baru ditemukan pada tahun-tahun itu. Sejak saat itu para pakar gizi mulai sadar akan pentingnya, keseimbangan semua zat gizi dan non-gizi dalam suatu pola makan dengan gizi seimbang (balance diet).
Suatu hal yang banyak tidak disadari bahwa sampai saat ini di Indonesia dalam membuat kebijakan dan program gizi masih terpaku pada pendulum tahun 1950-an yang berpusat pada protein. Segala sesuatu yang berlabel gizi dikaitkan dengan protein.
Akibatnya sampai sekarang Indonesia tidak memiliki daftar komposisi makanan untuk vitamin dan mineral yang lengkap. Demikian pula kita masih miskin data masalah gizi mikro seperti defisiensi seng, asam folat, selenium dan lain sebagainya.
Pranata Sosial Perkembangan sosial ekonomi dan politik, turut mewarnai berbagai kebijakan gizi. Terlebih pascakrisis, kondisi tersebut telah merubah bahkan meniadakan keberadaan pranata sosial di pedesaan seperti PKK, posyandu, dasawisma beserta perangkat desa yang mendukung pranata sosial tersebut seperti bidan di desa, PLKB, PPL, kader gizi, dan lain sebagainya.
Padahal selama dasawarsa 1980-an mereka pegang peranan dalam menopang fungsi posyandu dalam melindungi anak miskin dari risiko gizi buruk. Maraknya gizi buruk anak balita di beberapa daerah sejak tahun 1998 tak bisa dilepaskan dari faktor hilangnya pranata sosial dengan tenaga pendukungnya tersebut.
Kebutuhan Dasar
Dampaknya antara lain posyandu tidak lagi berfungsi sebagaimana seharusnya. Perkembangan demokrasi dan otonomi daerah kian mempersempit akses rakyat untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti air bersih, pelayanan kesehatan dasar juga pendidikan. Karena itu tidak mengherankan apabila masalah gizi kurang dan gizi buruk masih terus menghantui.
Perubahan situasi sosial, ekonomi dan politik pasca krisis di dalam berbagai wacana di media massa berdampak pula pada penurunan potensi kemampuan intelektual bangsa termasuk di bidang gizi.
Hal ini terlihat dari cara-cara kita menghadapi masalah gizi buruk beberapa waktu lalu yang semrawut tanpa konsep perencanaan yang jelas.
Meskipun pendulum ilmu dan program gizi sudah bergeser 3-4 kali, konsep masalah kurang gizi masih terpaku pada pendulum tahun 1950-an yaitu kurang protein dan susu. Contoh lain dunia telah lebih dari sepuluh tahun mengikuti pendulum keseimbangan gizi dengan menerapkan pedoman gizi seimbang, tetapi masyarakat Indonesia termasuk kelompok intelektualnya masih menikmati pedoman empat sehat lima sempurna.
Harus diakui, kita serba ketinggalan, terutama dalam penelitian berbobot di jurnal gizi internasional. Bahkan di tingkat Asia pun kita sudah kedodoran jika dibanding dengan pusat-pusat ilmu gizi di Negara-negara seperti India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Kondisi sosial ekonomi rakyat yang belum membaik juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kronisnya masalah gizi di Indonesia. Keadaan ini diperparah oleh sikap dan perilaku sebagian elite pemimpin negeri yang tidak memihak kepada rakyat banyak.
Sumber : http://ayu044.multiply.com/journal/item/5/_Ironi_Gizi_Buruk_di_Era_Keemasan
2. 2 Masalah Pangan dan Gizi di Indonesia
1. Pengolahan pangan didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengubah bahan pangan mentah menjadi
bahan lain yang berbeda dengan bahan asalnya dalam hal sifat fisik, kimia, maupun mutu organoleptik.
Pengolahan bertujuan untuk:
a. menghindarkan kerusakan atau pembusukan yang berlebihan;
b. menghasilkan produk yang tahan lama, terutama untuk pangan yang akan disimpan atau diangkut dalam
jarak jauh;
c. menghasilkan produk yang sesuai untuk pengerjaan lebih lanjut; dan
d. menghasilkan produk yang memenuhi kualitas dan persyaratan yang diminta pasar.
2. Pengolahan pangan diusahakan tidak merusak nilai gizi bahan yang dikandungnya.S elama pengolahan
dapat terjadi berbagai jenis kehilangan atau susut yang dapat dikelompokkan ke dalam:
a. kehilangan yang disengaja, misalnya dalam pengolahan serealia di mana biji-bijian digiling untuk
menghilangkan lapisan bran yang tidak diingini (misalnya penyosohan beras);
b. kehilangan yang tidak dapat dihindarkan, misalnya bagi makanan yang dimasak, dikalengkan, diblansir,
dikeringkan atau disterilisasikan;
c. kehilangan yang semestinya dapat dihindarkan, namun karena kurangnya pengawasan terjadi kehilangan.
3. Tujuan utama pengolahan pangan yang bersifat mengawetkan adalah untuk menghancurkan faktor-
faktor perusak mutu pangan yang akan menurunkan nilai gizinya.F aktor-faktor perusak mutu pangan yang
akan menurunkan nilai gizinya.F aktor-faktor perusak ini terutama adalah:
a. adanya aktivitas mikroorganisme, seperti bakteri, ragi, dan kapang;
b. adanya enzim;
c. kelembaban udara, sinar, dan oksigen;
d. adanya serangan oleh serangga, parasit atau tikus.
4. Pengolahan pangan tingkat rumah tangga bertujuan antara lain:
a. memudahkan bentuk pangan yang dikonsumsi serta menambah macam atau jenis makanan;
b. menjamin keamanan pangan;
c. meningkatkan kelezatan dan daya tarik dari pangan yang dikonsumsi.
5. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengawetkan atau memperpanjang masa simpan suatu pangan,
tergantung dari jenis pangan itu sendiri. Beberapa di antaranya, yaitu:
a. pengawetan dengan suhu tinggi;
b. pengawetan dengan suhu rendah;
c. pengeringan;
d. pengawetan dengan radiasi;
e. pengawetan dengan menggunakan bahan kimia.
6.F ermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik
yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan sifat pangan, sebagai akibat dari
pemecahan bahan yang terkandung dalam pangan tersebut.F ermentasi ditujukan untuk memperbanyak
jumlah mikroba yang diinginkan dan menggiatkan metabolismenya di dalam makanan. Proses fermentasi ini
akan meningkatkan mutu gizi produk pangan dibandingkan dengan bahan asalnya.

Hormon Testosteron

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada suatu senyawa kimia dalam tubuh yang memegang peranan penting dalam mengontrol proses-proses yang berlangsung dalam tubuh, seperti metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, fertilisasi, dan sebagainya. Senyawa kimia tersebut dikenal dengan nama hormon. Tidak hanya proses tubuh, tetapi juga organ tubuh tertentu dapat berada di bawah kontrol suatu hormon. Salah satu contoh dan sekaligus materi yang dibahas dalam makalah ini, yaitu organ reproduksi pada pria.
Hormon secara keseluruhan sangat mempengaruhi jalannya fisiologis tubuh. Bila terjadi gangguan hormonal, akan berdampak terhadap tubuh dimana proses tubuh tidak berjalan sebagaimana fungsinya.
Di zaman modern dimana hidup dengan tekanan tinggi memberikan pengaruh pada kondisi fisik dan mental yang selanjutnya akan mempengaruhi keluaran hormon tubuh. Saat tubuh berada dalam kondisi yang tertekan atau dengan kata lain abnormal, produksi untuk hormon tertentu meningkat namun di sisi lain ada yang menurun.
Atas dasar itulah, makalah ini dibuat dan akan membahas khususnya seluk beluk hormon yang terpenting pada organ reproduksi pria yaitu testosteron. Fungsi testosteron yang paling penting yaitu mengendalikan kerja penis. Naik turunnya produksi testosteron, akan mempengaruhi kinerja organ reproduksi pria seperti penis.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apakah yang dimaksud hormone secara umum?
2. Apa yang dimaksud hormone testosteron?
3. Apa saja fungsi hormon testosteron bagi organ reproduksi pria?
4. Apa saja faktor penyebab tinggi rendahnya kadar testosteron dalam tubuh?
5. Bagaimana kondisi tubuh bila kelebihan dan kekurangan testosteron?
6. Bagaimana menanggulangi kekurangan hormon testosteron?
C. Manfaat
Adapaun manfaat yang dapat dipetik dari makalah ini yaitu :
1. Pria dapat mengetahui fungsi hormon testosteron bagi tubuh.
2. Pria dapat menghindari kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan gangguan produksi hormon testosteron sehingga organ reproduksi dapar bekerja baik.
3. Pria dapat mengetahui gejala kelebihan dan atau kekurangan testosteron dan dapat mengambil langkah untuk mengatasiya.




















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hormon
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - “yang menggerakkan”) adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan, memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh dara menuju berbagai jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Pada dasarnya hormon bisa dibagi menurut komposisi kandungannya yang berbeda-beda sebagai berikut:
1. Hormon yang mengandung asam amino (epinefrin, norepinefrin, tiroksin dan triodtironin).
2. Hormon yang mengandung lipid (testosteron, progesteron, estrogen, aldosteron, dan kortisol).
3. Hormon yang mengandung protein (insulin, prolaktin, vasopresin, oksitosin, hormon pertumbuhan (growth hormone), FSH, LH, TSH).
B. Hormon Testosteron
Hormon laki-laki, testosteron, dan hormon-hormon perempuan, estrogen dan progesteron, terbentuk dari bahan dasar yang sama, kolesterol. Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu menurun drastic pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan androstendion merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.

Gambar : struktur bangun Testosteron

Gambar : sel Leydig
Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya di dalam darah meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan jumlah testosteron.

Gambar : Produksi Testosteron
C. Fungsi Testosteron
Baik bagi jantan atau betina, testosteron memiliki peranan penting pada kesehatan. Fungsinya adalah meningkatkan libido, fungsi imun, energi, dan perlindungan dari osteoporosis.
Namun pengaruh testosteron bagi pria lebih besar sebab pria memproduksi hormon testosteron lebih banyak, yakni sekira 20 kali lipat dari testosteron pada wanita. Bagi pria, testosteron merupakan hormon seks yang punya peran penting dalam fungsi seksual,produksi sperma, pembentukan otot, dan intonasi suara.

Gambar : anatomi organ reproduksi pria

Gambar : salas satu fungsi testosterone yaitu dalam spermatogenesis
Riset membuktikan bahwa hormon testosteron dalam jumlah yang normal sangat penting untuk mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskular/peredaran darah. Selain itu,pria yang kadar hormon testosteronnya normal lebih panjang umur daripada pria yang kadar hormon testosteronnya rendah.
Kadar testosteron yang normal adalah berada di kisaran 12 nmol/1 sampai 40 nmol/1. Jika kurang dari itu,maka mengidap sindrom kekurangan testeron ( Testosterone Deficiency Syndrome/TDS ). Pada pria, testosteron menyebabkan otot tubuh pria bisa terbentuk dan tumbuhnya rambut di sekitar tubuh, juga meningkatkan libido dan agresivitas. Sementara estrogen diproduksi secara signifikan dalam jumlah yang lebih tinggi pada wanita, meskipun para peneliti percaya bahwa pria atau orang yang kurang produksi estrogennya, memiliki libido rendah.
Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut :
1. Efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas cirri kelamin pria primer dan sekunder serta memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
2. Efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein dan pertumbuhan sel-sel otot.
3. Efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat dengan kuat yang mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa waktu.
D. Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Kadar Testosteron
Male menopause atau late-onset hypogonadism dialami 2% pria setengah baya. Pria yang mengalami menopause biasanya mempunyai kadar testosteron rendah yang dikaitkan dengan ereksi pagi yang buruk, gairah seks rendah dan disfungsi ereksi.
Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun. Meski menopause pada pria bisa terjadi, menopause pada pria bisa dibilang langka. Kadar testosteron rendah ini juga terkait dengan simptom lain seperti depresi, lelah, dan tak bisa berhubungan intim. Selain itu juga terdapat simptom yang tidak terkait dengan testosteron rendah. Simptom antara lain terdiri dari gangguan pola tidur, konsentrasi buruk, merasa tidak berharga dan merasa sangat cemas.
Namun jangan salah meng-istilahkan male menopause, karena artinya bisa menyesatkan, menganggap bahwa semua pria akan mengalaminya. Penurunan testosteron pada pria tua benar-benar alamiah dan proses normal yang akan dialami pria ketia menua.
1. Penyebab menopause pada pria / andropause adalah :
a. Faktor lingkungan. Bisa berupa pencemaran/ polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia (termasuk bahan pengawet makanan, limbah), kurang tersedianya air bersih, suasana lingkungan, kebisingan, ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, dan pola makan.
b. Faktor organik. Perubahan hormon, seperti testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S (Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), prolaktin.
c. Faktor psikogenik. Misalnya: stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak realistis, penolakan terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai perasaan takut (takut: tua, ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).
d. Terlalu banyak lemak meningkatkan kadar estrogen yang menurunkan kadar testosteron, sebagai hasilnya hubungan seksual Anda akan menderita kinerja rendah dan dorongan seks dan libido berkurang.
2. Gejala pria yang akan mengalami menopause adalah:
a. Produksi testosteron melemah
Produksi testosteron semakin melemah seiring dengan berbagai penyakit yang menemani masa andropause pada pria. Penyakit seperti depresi, obesitas, atau kondisi lain mempengaruhi produksi testosteron. Bedanya, saat menopause wanita kehilangan hormon estrogen secara total, dan kesempatan mendapati anak mulai berkurang. Andropause pada pria tidak lantas berarti produksi testosteron berhenti total. Meski menunjukkan gejala endropause, saat usia semakin menua pria masih bisa memiliki anak.

b. Tubuh panas-dingin
Sama seperti gejala pada wanita, pria juga mengalami panas-dingin. Tubuh panas dan berkeringat secara esktrem, lalu mulai dingin. Gejala ini diikuti dengan pusing dan mual. Gejala seperti ini hanya bertahan beberapa menit, dan terjadi dalam 2 hingga 4 jam.
c. Perubahan mood
Perubahan mood merupakan hasil dari fluktuasi pada hormon saat menopause. Hormon mempengaruhi level serotonin dalam otak, yang kemudian mempengaruhi mood. Mood akan positif dengan jumlah serotonin yang tinggi, dan menjadi negatif jika levelnya sedikit. Perubahan mood pada pria memang tidak terlalu intens seperti pada wanita. Meski begitu, mood pada pria bisa terlihat berubah saat merespons kondisi tertentu. Bahkan gejala seperti ini jika bertahan lama akan menjadi depresi.
d. Mudah lupa
Kemampuan konsentrasi dan mengingat akan berkurang saat pria memasuki masa andropause, meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara tingkat hormon dengan penurunan memori. Kombinasi gejala panas-dingin, perubahan mood, penurunan libido dan berat badan, merupakan gejala andropause yang mengarah kepada stres dan penurunan kemampuan mentalitas. Cepat lupa, misalnya, namun ini juga terkait dengan usia. Namun hanya karena lupa menyimpan kunci, misalnya, bukan berarti lantas dikatakan andropause.
e. Gairah seks menurun
Gejala paling umum dari andropause adalah penurunan libido. Hampir 80 persen pria mengalami gejala ini. Perawatan medis bisa mengatasi disfungsi ereksi yang disebabkan andropause ini.
E. Akibat Kelebihan dan Kekurangan Testosteron
Rendahnya kadar hormon ini menyebabkan seseorang mengalami kelelahan kronis,gangguan ereksi,depresi,dan postur tubuh yang kurang tegap maupun berkurangnya kemampuan atletik.
Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks, dan kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun wanita. Namun, kadar testosteron tidak begitu mempengaruhi daya tarik dan gairah seks saat mereka berada pada batas rata-rata. Gairah seks cenderung dipengaruhi oleh perangsang dari luar (gambar, suara, sentuhan) daripada oleh variasi hormon seks, kecuali dalam beberapa kasus langka. Pada pria, terlalu sedikit testosteron dapat menyebabkan sulit mendapat atau menjaga ereksi, namun tidak jelas apakah kekurangan testosteron mempengaruhi fungsi seksual wanita selain menurunkan gairah.
Setelah sekitar usia 40, kadar testosteron mulai menurun sekitar satu persen per tahun. Penurunan ini pada awalnya hampir tidak terlihat. Tapi seiring tahun-tahun berlalu, Anda akan mulai mendapat ekstra beberapa kilo yang tidak diinginkan, mengalami kehilangan otot, dan pada usia 60 bahkan ada risiko impotensi dan penyakit tulang rapuh (osteoporosis). Pada pria yang lebih muda kadar testosteron rendah dapat disebabkan oleh masalah kesehatan mendasar seperti kerusakan testis, gangguan kelenjar hipofisis atau bahkan dari efek samping obat resep.
F. Penanggulangan Kekurangan Testosteron
1. Pengobatan Pengganti Hormon
Rendahnya tingkat testosteron pada pria dapat diisi ulang dengan suntikan testosteron, pil, patch, dan gel. Namun, ada risiko efek samping dengan perawatan ini yang mencakup; kolesterol tinggi, penyusutan testis dan kemungkinan mendapatkan kerusakan hati.
Beberapa wanita mengalami menopause parah, atau dikenal sebagai krisis paruh baya. Hal ini terjadi ketika tingkat estrogen mereka menjadi terlalu rendah, dan perlu diganti. Namun, ada juga peningkatan risiko kanker dengan menjalani perawatan ini dan resiko osteoporosis (penyakit tulang rapuh) jika tingkat estrogen tidak dinaikkan. Hal ini membuat wanita-wanita malang dengan dilema dan keputusan yang sulit untuk dibuat.
Pengobatan penggantian hormon dapat dilakukan dengan mencari alternative pengobatan tradisional dengan bahan alami. Penelitian terbaru menyebutkan Teripang atau lebih dikenal gingseng laut memiliki nilai penting sebagai sumber biofarmaka potensial maupun makanan kesehatan. Kandungan kimia teripang basah terdiri dari 44-45 persen protein, 3-5 persen karbohidrat dan 1,5 persen lemak. Teripang mengandung asam amino esensial, kolagen dan vitamin E. Kandungan asam lemak penting teripang seperti asam eikosapentaenoat(EPA) dan asam dekosaheksaenoat (DHA) berperan dalam perkembangan syaraf otak, agen penyembuh luka dan antitrombotik.
Hasil penelitian menunjukkan kandungan testosteron teripang segar lebih tinggi dibanding teripang kering. Steroid teripang jenis pasir lebih tinggi dibanding ganat dan hitam," kata Kurnia. Ekstrak teripang berpotensi besar sebagai sumber testosteron alami. Sayangnya, belum diperoleh metode ekstraksi untuk keperluan produksi masal. Testosteron yang banyak beredar, testosteron sintentik yang mempunyai efek samping dalam penggunaannya.
Selain Teripang, pengobatan alternatif dapat pula dilakukan dengan herbal alami seperti tanaman dari Afrika Selatan bernama Hoodia Gordini yang membakar lemak dan menekan nafsu makan. Tanaman ini telah menyatu dengan kombinasi bahan-bahan alami untuk menghasilkan produk yang luar biasa yang mengurangi berat badan, tanpa Anda bahkan melihat diet Anda.
2. Cara Mempertahankan Tingkat Hormonal yang Aman Secara Alami
Untuk pria dengan tingkat di ambang batas, olahraga merupakan metode yang baik untuk meningkatkan produksi testosteron ke tingkat yang memuaskan. Menjaga berat badan ideal akan membantu menjaga kadar estrogen ke tingkat yang ideal, mencegah pengurangan testosteron.




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel.
2. Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada jantan dan indung telur pada wanita.
3. Faktor yang dapat menyebabkan produksi testosteron terganggu antara lain faktor lingkungan, faktor organik, faktor psikogenik, dan faktor kelebihan lemak.
4. Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks, dan kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun wanita.
5. Penanggulangan kekurangan testosteron dengan pengobatan alami pengganti hormone dan berolahraga.
B. Saran
Adapun saran yang diperuntukkan bagi pembaca adalah :
1. Hendaknya memperhatikan kondisi kebersihan tubuh dan alat reproduksi dari hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi.
2. Bila mengalami gejala kekurangan hormon testosteron dapat segera diatasi dengan pengobatan alami pengganti hormon.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Hormon. http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/09/apa-itu-
hormon/. Dikutip tanggal 17 Oktober 2010.
Anonim. 2010. Hormon. http://www.harunyahya.com/indo/hormon/hormon_07.html.
Dikutip tanggal 17 Oktober 2010.
Anonim. 2010. Hormon. http://www.harunyahya.com/indo/hormon/hormon_07.html.
Dikutip tanggal 17 Oktober 2010.
Anonim. 2010. Hormon Testosteron. http://id.shvoong.com/pengaruh-hormon- testosteron-bagi-pria/. Dikutip tanggal 17 Oktober 2010.
Anonim. 2010. Menopause Pria. http://netsains.com/misteri-menopause-pada-pria/. Dikutip tanggal 17 Oktober 2010.
Anonim. 2010. Teripang Pasir. http://wahyu.blogspot.com/teripang-pasir.html.
Dikutip tanggal 17 Oktober 2010.
Adnan. 2009. Struktur Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Tjay, Tan Hoan. 2002. Obat-Obat Penting. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Pengamatan Sel Kelamin

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup mulai dari tingkat uniseluler sampai tingkat multiselular memiliki kemampuan untuk mempertahankan jenisnya. Hal itu dimaksudkan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan spesiesnya di muka bumi. Proses mempertahankan jenis itu dapat dikategorikan ke dalam proses reproduksi atau perkembangbiakan. Tiap jenis hewan memiliki cara reproduksi yang berbeda satu sama lain. Dalam proses reproduksi, penting adanya sel kelamin untuk terjadinya proses fertilisasi menghasilkan individu baru.
Praktikum Perkembangan Hewan kali ini ialah mengenai pengamatan sel kelamin. Dalam praktikum ini, praktikan dapat melihat dan mengamati bentuk sel kelamin yaitu sperma dan ovum dan membandingkan bentuk sel kelamin pada organism yang satu dengan organism yang lainnya. Melalui berbagai kegiatan pengamatan dalam Praktikum Perkembangan Hewan ini, diharapkan agar praktikan dapat memperluas pemahamannya terhadap bentuk dan bagian yang menyusun suatu sel kelamin pada tiap-tiap organisme. Pengetahuan tentang sel kelamin ini merupakan pengetahuan dasar yang tentunya akan sangat membantu praktikan itu sendiri untuk masa-masa yang akan datang. Praktikum ini memberikan kesempatan kepada praktikan untuk dapat mengamati secara langsung bentuk dan bagian yang menyusun sebuah sel kelamin.

B. Tujuan Praktikum
1. Mengenal struktur morfologi spermatozoid dan sel telur beberapa hewan vertebrata.
2. Mengamati perbedaan sel kelamin yang diambil dari bagian-bagian sel reproduksi yang berbeda.

C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengamati bentuk sel kelamin pada oragnisme yang berbeda.
2. Mahasiswa mengetahui bagian yang menyusun suatu sel kelamin beserta fungsinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Spermatozoa atau sperma dihasilkan oleh testis melalui proses yang disebut spermatogenesis. Sprema pertama kali dilepaskan pada saat pubertas. Spermatozoa pada species yang berbeda memiliki ukuran yang bervariasi. Pada umumnya sperma terdiri atas dua tipe yaitu sperma yang memiliki ekor disebut tipe hematospermium dan sperma yang tidak memiliki ekor disebut tipe anematospermium. Jumlah sperma pada setiap jenis makhluk hidup selalu lebih banyak dibandingkan jumlah sel telur. Sperma umumnya bersifat motil. Pada manusia, volume ejakulasi yang dianggap normal adalah kurang lebih 3,5 ml dengan kepadatan 100 juta/ml. laju pergerakan sperma bergantung pada beberpa faktor antara lain jenis medium dan tipe sperma. Pada medium yang sama mislanya vagina, laju pergerakan sperma sekitar 0,5 mm/menit, sedangkan pada medium alkalis seperti pada uterus laju pergerakan sperma berkisar 2- 3 mm/menit. Umumnya sperma X kurang aktif bila dibandingkan sperma Y. Lama hidup sperma manusia dalam saluran kelmain wanita berkisar 3-4 hari (Adnan, 2008).
Spermatogenesis atau reproduksi sel-sel dewasa adalah proses yang terus menerus dan prolitik pada jantan dewasa. Setiap ejakulasi laki-laki mengandung 100 sampai 650 juta sel sperma, dan seorang laki-laki dapat mengalami ejakulasi setiap hari dengan kemampuan untuk membuahi yang hanya berkurang sedikit (Campbell, 2004).
Dalam testis yang masak terdapat lebih sedikit sel Sertoli daripada sel Germinal (sel-sel benih), dan yang pertama cenderung untuk terletak merata sekeliling tubulus semineferus. Sel-sel Sertoli cukup tahan terhadap banyak zat beracun seperti sinar-X dan pengaruh proses tua. Ada dua tipe sel Sertoli yang dapat terlihat, yang berwarna gelap dan berwarna muda (Beveleender, 1988).
Pada hewan yang tidak memiliki epididimis, testis menjadi tempat perkembangan serta maturasi sperma. Jadi, pada hewan tersebut sperma yang dikeluarkan dari testis merupakan sperma yang matang, yang mempunyai motilitas serta kemampuan untuk membuahi ovum. Pada hewan yang memiliki epididimis, sperma yang berada di dalam tubulus semineferus belum matang dan motil. Baru setelah menaglami aktivasi atau pematangan fisiologis di dalam epididimis, dapat aktif membuahi sel telur. Spermatozoa lalu dapat disimpan dalam epididimis dan vas deferens selama beberapa hari sampai beberapa bulan (Tim Pengajar, 2010).
Bentuk kepala sperma adalah khas pada setiap species. Pada mencit dan tikus berbentuk kait dan agak pipih. Pada manusi dan hewan domestic berbentuk bundar. Kepala sperma mamalia pada umumnya terdiri atas massa DNA-protein yang terkondensasi yang disebut kromatin. Pada membrane yang berbentuk kantung mengandung enzim-enzim yang penting untuk penetrasi telur oleh spermatozoa. Bentuk- bentuk akrosom biasanya tergantung pada speciesnya. Akrosom ditutupi oleh membrane plasma dan kandungan sitoplasmanya hanya sedikit (Adnan, 2008).
Sel telur diproduksi di dalam ovarium. Perkembangan sel telur terjadi di dalam folikel-folikel telur. Folikel telur yang matang akan mengalami ovulasi. Sel telur dilengkapi dengan membrane yang disebut plasmalemma atau oolemma untuk melindungi sitoplasma, inti, yolk, dan organel-organel dalam sel. Di sampan oolemma, sel telur dikelilingi juga oleh membran telur yang disekresi oleh sel telur sendiri disebut membran telur primer, contohnya membran vitellin. Membran telur yang disekresi oleh sel folikel disebut membran telur sekunder misalnya zona pellusida. Membran telur yang disekresi oleh kelenjar-kelenjar oviduk dan uterus disebut membrane sel tersier misalnya cangkang pada telur aves (Tim Pengajar, 2010).
Telur mempunyai kuning telur yang berbeda-beda banyaknya tergantung jenis hewan. Jika kuning telur sedikit dan tersebar rata maka tipe telur disebut homolesita (seperti pada serangga). Jika kuning telur banyak maka tipe telur disebut telolesita (seperti pada aves dan reptil). Apabila kuning telur terletak di pusat maka disebut sentrolesita (Mukayat, 1989).
Zona pelusida adalah selaput tebal bertindak untuk perlindungan selama tahap-tahap awal segmentasi Korona radiata terdiri atau dua atau tiga lapisan sel, mereka berasal dari sel-sel folikel, dan Sel-sel korona radiata segera hilang; dalam beberapa binatang yang mereka mengeluarkan, atau akan diganti dengan, lapisan perekat protein, yang dapat membantu dalam melindungi dan bergizi ovum (Anonim, 2010).

BAB III
METODE PRATIKUM

A. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Selasa/ 21 Desember 2010
Waktu : Pukul 09.10 s.d. 10.50 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai II sebelah Timur
Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop
b. Pipet tetes
c. Kaca objek
d. Kaca penutup
e. Cawan petri
f. Tabung reaksi
g. Kaca arloji
2. Bahan
a. Sperma manusia
b. Sperma Mus musculus
c. Telur ayam
d. NaCl fisiologis 0,9 %

C. Prosedur Kerja
1. Pengamatan spermatozoid
a. Mengambil bahan sperma manusia dan meletakkannya ke tabung reaksi, selanjutnya ditetesi larutan NaCl fisiologis 0,9 %.
b. Meneteskan satu tetes sperma tersebut ke atas kaca objek kemudian ditutup dengan kaca penutup dan diamati sperma tersebut di mikroskop. Memperhatikan pada bagian pinggir karena lebih banyak terdapat sperma pada bagian itu. Menggambar sperma yang aktif bergerak.
c. Membedah menit dan memngambil testisnya.
d. Dengan larutan NaCl fisiologis 0,9%, mencuci testis tersebut.
e. Meletakkan testis pada kaca arloji.
f. Menekan dengan lembut testis sampai terbentu suspensi.
g. Meletakkan satu tetes suspensi ke atas kaca objek dan tutp dengan kaca penutup. Menagamati di mikroskop sel sperma mencit.
h. Menggambar sperma yang aktif bergerak.

2. Pengamatan Ovum
a. Mengambil telur ayam dan melubangi bagian kutub vegetative telur.
b. Menuangkan isi telur ke atas cawan petri dengan perlahan-lahn agar Yolk tidak terpisah.
c. Mengamati ovum beserta bagian-bagiannya.
d. Menggambar hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Sperma Manusia (Homo sapiens)











2. Sperma Mencit (Mus musculus)











3. Sel telur ayam (Gallicrax cinerea)














B. Pembahasan
1. Sperma Mus musculus
Sperma terdiri atas dua bagian utama yaitu kepala dan ekor. Di daerah kepala terdapat inti yang mengandung massa kromosom terkondensasi. Akrosom mengandung enzim hidrolitik yang berfungsi untuk penetrasi ke sel telur dan meletakkan inti sperma ke inti telur. Ekor yang berfungsi untuk pergerakan.
2. Sperma Homo sapiens
Sperma terdiri atas dua bagian utama yaitu kepala dan ekor. Di daerah kepala terdapat inti yang mengandung massa kromosom terkondensasi. Akrosom mengandung enzim hidrolitik yang berfungsi untuk penetrasi ke sel telur dan meletakkan inti sperma ke inti telur. Leher sperma sebagai adalah penghubung kepala dan ekor. Ekor yang berfungsi untuk pergerakan.
3. Telur Gallicrax cinerea
Pada telur ayam terdapat bagian-bagian yaitu :
a. Cangkang, terutama tersusun atas kalsium karbonat. Cangkang memiliki banyak pori-pori yang bentuk oleh substansi protein organik.
b. Albumin, sebagian besar dalam keadaan cair. Terdapat dua jenis albumin yaitu thick albumin dan thin albumin.
c. Membran luar tersusun atas serat-serat keratin dan melekat pada cangkang telur.
d. Yolk yang berwarna kuning, sebagai cadangan makanan bagi embrio.
e. Membran Vitellin, yaitu selaput tipis yang menutupi permukaan kuning telur. Selaput ini terdiri atas dua bagian yaitu lapisan terdalam tersusun atas serat-serat yang sangat keras yang dihasilkan di ovarium pada rongga antara oosit dan sel folikel. Lapisan terluar terdiri dari serat yang lebih lunak yang dibentuk di atas lapisan pertama ketika telur masuk ke bagian teratas dari Tuba Fallopi.
f. Kalaza, bagian yang lebih padat pada putih telur dan berfungsi memelihara telur agar tetap berada di pusat putih telur.
g. Ronga udara, sebagai tempat pertukaran udara.
h. Membran dalam, tersusun atas serat-serat keratin, melekat pada putih telur.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sperma pada masuia dan mencit terdiri atas bagian yaitu kepala dan ekor. Sel telur ayam terdiri atas cangkang, albumin, membrane vitellin, yolk, kalaza, rongga udara.
2. Sperma pada manusia bentuk kepalanya bulat sedangkan pada mencit bentuk ekpala spermanya menyerupai kait dan agak pipih.
B. Saran
1. Diharapkan kepada praktikan agar lebih tertib dalam menjalankan praktikum.
2. Diharapkan Asisten mendampingi praktikan.
3. Diharapkan alat dan bahan yang digunakan dalam laboratorium dalam keadaan
yang baik agar pengamatan yang dilakukan mendapatkan hasil yang maksimal.

Sistem Reproduksi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup mulai dari tingkat uniseluler sampai tingkat multiselular memiliki kemampuan untuk mempertahankan jenisnya. Hal itu dimaksudkan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan spesiesnya di muka bumi. Proses mempertahankan jenis itu dapat dikategorikan ke dalam proses reproduksi atau perkembangbiakan. Tiap jenis hewan memiliki cara reproduksi yang berbeda satu sama lain. Pada hewan avertebrata proses reproduksi masih sederhana, sedangkan pada hewan vertebrata prosesnya kompleks dan melibatkan banyak organ reproduksi.
Praktikum Perkembangan Hewan kali ini ialah mengenai sistem reproduksi. Dalam praktikum ini, praktikan dapat melihat susunan sistem reproduksi internal dan eksternal dari tiga hewan yang mewakili phylum yang berbeda yaitu mencit, merpati, dan katak. Melalui berbagai kegiatan pengamatan dalam Praktikum Perkembangan Hewan ini, diharapkan agar praktikan dapat memperluas pemahamannya terhadap system reproduksi pada tiap-tiap organisme. Pengetahuan tentang sistem reproduksi merupakan pengetahuan dasar yang tentunya akan sangat membantu praktikan itu sendiri untuk masa-masa yang akan datang. Praktikum ini memberikan kesempatan kepada praktikan untuk dapat mengamati secara langsung organ-organ beserta alat tambahan yang menyusun sistem reproduksi.

B. Tujuan Praktikum
1. Mengenal bagian-bagian dan susunan sistem reproduksi internal dan eksternal serta memahami
fungsinya.
2. Membandingkan sistem reproduksi pada katak, merpati, dan mencit.

C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengamati sistem reproduksi pada hewan yang phylumnya berbeda.
2. Mahasiswa mengetahui organ yang menyusun sistem reproduksi beserta fungsinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Untuk dapat mempertahankan jenisnya, organisme harus berkembang biak. Setiap hewan dilengkapi kemampuan reproduksi. Setiap hewan dilengkapi dengan kemampuan untuk bereproduksi. Pada hewan dengan taksa yang lebih tinggi seperti mamalia memiliki alat reproduksi yang lebih terspesialisasi dan dilengkapi dengan alat kelamin luar. Secara umum sistem reproduksi terdiri dari kelenjar utama (gonad), saluran reproduksi, dan kelenjar asesori (Adnan, 2010).
Sistem reproduksi wanita (betina) terdiri atas dua ovarium, dua tuba uterin, oviduk, uterus, vagina, dan gernetalis eksterna. Ovarium terdiri atas daerah medulla yang mengandung pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat longgar, dan daerah korteks mengandung folikel-folikel yang mengandung oosit. Permukaan ovarium dibatasi oleh selapis epitel pipih disebut sel germinitivum, yang dibawahnya stroma membentuk lapisan padat disebut tunika albugenia. Ovarium mendapat pendarahan dari arteri ovarika cabang dari aorta (Adnan, 2004).
Organ reproduksi jantan yaitu testis, tubulus seminiferus, dan epididimis. Testis merupakan irgan utama pada jantan, biasanya berpasangan dan fungsi utama adalah menghasilkan sperma dan hormon reproduksi jantan utamanya androgen. Tubulus seminifeus terdiri atas jaringan ikat fibrosa, lamina basalis, dan epitel germinitivum. Epietl germinal terdiri dari 4-8 lapisan sel yang menempati ruang antara membrane basalis dan lumen tubulus. Epididimis dibatasi oleh jaringan ikat pada bagian luar, lapisan otot polos ditengah, dan epitel berlapis banyak palsu bersilia di bagian dalam. Pada tikus dan mencit, testis hanya terdiri dari satu ruangan saja. Di dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang melilit disebut tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya spermatogenesis (Adnan, 2008).
Pada mamalia jantan alat kelmainnya disebut penis,sedangkan pada reptil disebut hemipenis. Pada bangsa burung dan katak untuk menyalurkan sperma digunakan ujung kloaka. Pada umumnya, mamalia melahirkan anaknya (vivipar) dan kemudian menyusi anaknya sampai anaknya mandiri. Beberapa perkecualian misalnya pada hewan paruh bebek mereka bertelur, setelah menetas anaknya baru disusui. Pada hewan berkantung, contoh Kanguru, anaknya lahir muda kemudian merayap masuk ke kantung induknya, mencari putting susu, kemudian menyusu dalam kantung sampai mandiri (Anonim, 2010).
Antara alat kelamin jantan pada vertebrata tingkat rendah dan tingkat tinggi memiliki perbedaan dalam cara reproduksi. Karena katak kawin dalam air, fertilisasi terjadi di luar. Pada reptil, burung, dan mamalia vertilisasi terjadi di dalam. Pada mamalia penis berkembang disekitar uretra dan mempunyai tiga rongga cavernus yang terdiri dari jaringan erektil seperti spons. Kelenjar kelamin asesori menghasilkan cairan seminal. Kelenjar kelamin asesori terdiri atas sepasang seminal vesikel yang berhubungan dengan ujujng distal dari vas deferens (Barnes, 1973).

BAB III
METODE PRATIKUM

A. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Selasa/ 14 Desember 2010
Waktu : Pukul 09.10 s.d. 10.50 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai II sebelah Timur
Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Papan bedah
b. Alat seksi
c. Botol pembius
d. Kapas
2. Bahan
a. Mus musculus jantan dan betina
b. Columba domestica jantan dan betina
c. Rana cancarifora jantan dan betina

C. Prosedur Kerja
1. Mematikan masing-masing bahan. Mencit dengan cara dislokasi leher, Merpati dengan cara memotong leher dengan menggunakan pisau, dan Katak dengan cara dibius dengan kloroform dalam botol pembius.
2. Meletakkan Mencit, Merpati, dan Katak di atas papan bedah dimana bagian ventral menghadap
atas. Untuk Mencit dan Katak,untuk mepermudah pembedahan, keempat kakinya ditusuk dengan
jarum pentul.
3. Untuk Mencit, sebelum membedah, mengamati alat kelamin luarnya.
4. Melakukan pembedahan dan mengamati alat kelamin dalam kemudian memperhatikan jumlah,
bentuk, dan posisi, serta warna masing-masing organ.
5. Menggambar hasil pengamatan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Organ Reproduksi Mus Musculus jantan 2. Organ Reproduksi Mus Musculus betina










Keterangan : Keterangan :
1. Ginjal 1. Ginjal
2. Ureter 2. Ovarium
3. Vesikula seminalis 3. Tuba fallopi
4. Caput epididimis 4. Tanduk uterus
5. Corpus epididimis 5. Corpuds uterus
6. Testis 6. Serviks
7. Cauda epididimis 7. Uretra
8. Penis 8. Baldder
9. Kelenjar Bulbourethal 9. Vagina
10. Vas deferens
3. Organ Reproduksi Columba domestica jantan 4. Organ Reproduksi Columba domestica betina








Keterangan : Keterangan :
1. Testis 1. Ovarium
2. Vas eferensia 2. Ostium tuba
3. Ginjal 3. Oviduk
4. Vas deferensia 4. Ureter
5. Rektum 5. Uterus
6. Kloaka 6. Kloaka
5. Organ Reproduksi Rana cancarifora jantan 6. Organ Reproduksi Rana cancarifora betina








Keterangan : Keterangan :
1. Vas eferensia 1. Saluran telur
2. Testis 2. Ginjal
3. Ginjal 3. Ureter
4. Ureter 4. Uterus
5. Usus 5. Kloaka
6. Bladder 6. Bladder
7. Vesikula semianalis 7. Usus
8. Kloaka 8. Ovarium
9. Lubang kloaka 9. Lemak
10. Ostium
B. Pembahasan
a. Mencit jantan
Organ reproduksi mencit jantan terdiri atas ginjal, ureter, testis, penis, vas deferens. Testis berkembang pada ujung dorsal rongga peritoneum dan tersuspensi dalam skrotum. Testis sebagai penghasil sperma, penis sebagai alat memasukkan sperma ke tubuh mencit betina.
b. Mencit betina
Organ reproduksi mencit betina . terdiri atas ginjal, ovarium, oviduk, ureter, vagina. Ovarium sebagai penghasil telur. Di dalam ovarium terdapat folikel primer, sekunder, tersier, dan folikel matang. Oviduk adalah organ berbentuk tubuler tergantung pada kedua sisi ovarium ke uterus. Oviduk sebagai lumen menghubungkan rongga peritoneum dengan rongga uterus yang digantungkan pada mesentrium.

c. Merpati jantan
Organ reproduksi merpati jantan yaitu testis, vas deferens, ginjal, ureter, kloaka. Testis adalah penghasil sperma, vas deferens sebagai tempat penyimpanan sementara sperma dan kloaka sebagai tempat pengeluaran.
d. Merpati betina
Organ reproduksi mencit betina terdiri atas ovarium, ostium tuba, uterus, kloaka. Ovarium sebagai penghasil telur. Oviduk adalah saluran telur. Infundibulum sebagai penagkap albumin. Uterus yaitu tempat perkembangan ovum yang telah dibuahi sampai lahir dan tempat pembentukan yolk.
e. Katak jantan
Organ reproduksi mencit jantan adalah testis, vas deferens, kloaka. Testis sebagai penghasil sperma, vas deferens sebagai saluran yang menghubungkan testis dan epididimis, dan kloaka tempat pengeluaran.
f. Katak Betina
Organ reproduksi mencit betina . terdiri atas ovarium,ostium tuba, uterus, dan kloaka. Ovarium sebagai penghasil telur. Oviduk adalah tempat saluran telur. Uterus yaitu tempat perkembangan ovum, dan kloaka sebagai tempat pengeluaran.
Adapun perbedaan system reproduksi dari ketiga hewan tersebut yaitu pada mencit, uterusnya sebagai tempat tumbuhnya embrio dan pembentukan plasenta. Sedangkan pada katak dan merpati sebagai saluran telur.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Organ reproduksi eksternal dapat diamati pada Mus musculus , pada betina yaitu vagina dan jantan yaitu penis. Organ reproduksi mencit jantan terdiri dari testis, penis, vas deferens, kelenjar bulbourethal. Sedangkan pada mencit betina terdiri dari ovarium, oviduk, dan vagina. Organ reproduksi merpati jantan terdiri dari testis, vas deferens, kloaka. Sedangkan merpati betina teridiri dari ovarium,ostium tuba, uterus, dan kloaka. Organ reproduksi katak jantan terdiri dari testis, vas deferens, kloaka. Sedangkan katak betina teridiri dari ovarium,ostium tuba, uterus, dan kloaka.
2.Perbedaan sistem reproduksi antara mencit, katak, dan merpati adalah katak memiliki sistem reproduksi eksternal, sedangkan mencit dan merpati sistem reproduksi internal. Kemudian, katak dan merpati memiliki kloaka sebagai tempat keluarnya ovum dan sperma sedangkan mencit memiliki penis dan vagina sebagai tempat keluarnya ovum dan sperma.

B. Saran
1. Diharapkan kepada praktikan agar lebih tertib dalam menjalankan praktikum.
2. Diharapkan Asisten mendampingi praktikan.
3. Diharapkan alat dan bahan yang digunakan dalam laboratorium dalam keadaan
yang baik agar pengamatan yang dilakukan mendapatkan hasil yang maksimal.

Senin, 07 Maret 2011

Gametogenesis


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
           Makhluk hidup mulai dari tingkat uniseluler sampai tingkat multiselular memiliki kemampuan untuk mempertahankan jenisnya. Hal itu dimaksudkan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan spesiesnya di muka bumi. Proses mempertahankan jenis itu dapat dikategorikan ke dalam proses reproduksi atau perkembangbiakan. Tiap jenis hewan memiliki cara reproduksi yang berbeda satu sama lain. Pada hewan avertebrata proses reproduksi masih sederhana, sedangkan pada hewan vertebrata prosesnya kompleks dan melibatkan banyak tahapan. Salah satu tahapan dalam proses reproduksi adalah gametogenesis.
Praktikum Perkembangan Hewan kali ini ialah mengenai gametogenesis yang terdiri atas spermatogenesis dan oogenesis. Dalam praktikum ini, praktikan dapat melihat penampakan histologis testis dan ovarium yang baik testis maupun ovarium keduanya merupakan tempat berlangsungnya gametogenesis, melalui pengamatan preparat histologis dengan menggunakan mikroskop. Melalui berbagai kegiatan pengamatan dalam Praktikum Perkembangan Hewan ini, diharapkan agar praktikan dapat memperluas pemahamannya terhadap gametogenesis baik spermatogenesis maupun oogenesis. Praktikan dapat mengetahui tahapan yang dilalui pada proses pembentukan gamet dalam gametogenesis mulai dari tahap awal hingga tahap akhir di mana sel gamet jantan yaitu sperma dan gamet betina yaitu ovum dihasilkan. Pengetahuan tentang gametogenesis merupakan pengetahuan dasar yang tentunya akan sangat membantu praktikan itu sendiri untuk masa-masa yang akan datang. Praktikum ini memberikan kesempatan kepada praktikan untuk dapat mengamati secara langsung tahapan gametogenesis.

B. Tujuan Percobaan
                Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari proses pembentukan sel 
     kelamin jantan dan betina melalui pengamatan preparat histologis.
C. Manfaat Percobaan
     1. Mahasiswa mampu mengamati berbagai tahapan dalam gametogenesis.
     2. Mahasiswa mengetahui perubahan yang terjadi dalam tiap tahapan gametogenesis.
     3. Mahasiswa mengetahui organ yang berperan dalam gametogenesis beserta fungsinya.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
          Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet. Dikenal dua tipe yaitu spermatogenesis yang berlangsung pada gonad testis hewan jantan dan hasilnya adalah sperma dan oogenesis yang berlangsung pada gonad ovarium hewan betina dan hasilnya adalah ovum (Tim Pengajar, 2010).
            Spermatogenesis berlangsung di dalam tubulus seminiferus testis. Tahapan proliferasi berlangsung pada saat sebelum lahir sampai beberapa saat sesudah lahir. Setelah itu akan dorman dan akan dilanjutkan setelah menginjak dewasa berkelamin. Bakal sel kelamin yang sudah terbentuk pada membran dasar tubulus seminiferus testis akan mengalami pembelahan mitosis berkali-kali membentuk spermatogonia. Spermatogonesis merupakan poses yang berlangsung terus menerus dan pada berbagai tingkatan berurutan yang dapat diamati dalam tubulus seminiferus pada saat yang sama. Pada vertebrata, testis mengandung sel somatik yang membantu perkembanagn sperma dengan jalan menyokong sel yang berdiferensiasi dam memberi makan selama perkembangannya. Sel tersebut dikenal sebagai sel Sertoli. Sel Sertoli merupakan sel kolumner tinggi, bagian proksimal melekat pada membran dasar, bagian distal ke arah lumen tudung yang menutupi akrosom dari setengah bagian anterior inti spermatid (Sugiyanto, 1996).
            Menurut Suarsini (2000), tingkatan perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus adalah sebagai berikut :
1.      Spermatogonium. Ukurannya relatif kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terang, terletak di dekat/ melekat membrane basalis.
2.      Spermatosit I. Ukuran paling besar, bentuk bulat, inti terwarna kuat, letak agak menjauh dari membran basalis.
3.      Spermatosit II. Ukuran agak kecil (setengah spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih kuat, letak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen).
4.      Spermatid. Ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang piknotis, letak di dekat lumen.
5.      Spermatozoid. Spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel Sertoli, yang muda terdapat di dalam lumen.
            Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada stadium embrionalnya, di dalam jaringan testis, dikelilingi dengan sel-sel penunjang, sampai saat sesudah lahir dan menjelang pubertas. Differensiasi lanjutan dari sel benih primordial dan penunjangnya baru mulai pada masa pubertas. Pada masa pubertas, sel penunjang berkembang menjadi sel-sel sustentakuler Sertoli untuk nutrisi gamet. Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonium kemudian menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer ini kemudian mengadakan mitosis untuk memperbanyak diri terus menerus. Kemudian hasil akhir pembelahan tersebut menjalani proses miosis pertama menjadi spermatosit sekunder. Setelah itu spermatosit sekunder menjalani proses miosis kedua menjadi spermatid. Perkembangan selanjutnya dari spermatid menjadi sel sperma dewasa disebut sebagai spermiogenesis . Pada proses spermiogenesis, terjadi beberapa proses penting yaitu badan dan inti sel spermatid menjadi "kepala" sperma, sebagian besar sitoplasma luruh dan diabsorpsi, terjadi juga pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor, kepala sperma diliputi akrosom. Hasil akhir proses ini adalah sel-sel sperma dewasa yaitu spermatozoa.
Karena terjadi pemisahan pasangan kromosom, suatu sel sperma akan mengandung kromosom separuh dari induknya (44+XY) yaitu kemungkinan 22+X atau 22+Y.
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria memerlukan waktu 60-70 hari (Anonim1, 2010).
            Spermatogenesis dikontrol oleh hormon steroid seks, yaitu testosteron. Testosteron disintesis oleh sel-sel intertisia testis atau sel-sel Leydig. Sel-sel Leydig terdapat di antara tubulus seminiferus testis. Testosteroe berdifusi ke dalam tubulus seminiferus testis dan di dalam tubulus seminiferus testis ia merangsag spermatogenesis. Produksi testosteron oleh sel Leydig diatur oleh hormon gonadotropin yaitu Luteinizing Hormon (LH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Hormone LH sering pula dinamakan Intertisial Cell Stimulating Hormon (ICCH) (Adnan, 2008).
            Pada hewan betina, tingkat awal perkembangan gametnya serupa dengan yang terdapat pada proses pembentukan sperma. Oogonia merupakan sel-sel yang jelas akan menjadi sel telur, mengalami proliferasi dengan cara mitosis. Hasil pembelahan ini akan mengalami pertumbuhan menjadi oosit. Pertumbuhan berperan penting dalam oogenesis daripada dalam spermatogenesis. Periode tumbuh pada gamet betina sangat panjang dan pertambahan ukuran yang sangat mencolok. Pada mamalia, proliferasi oogonia terbatas pada perioda kehidupan intra uterus dan seluruh ovum berasal dari oosit yang ada pada saat lahir. Dengan adanya pertumbuhan, maka ovum ukurannya relative lebih besar daripada ukuran rata-rata sel somatic (Sugiyanto, 1996).
            Menurut Suarsini (2000), dalam oogenesis sel germa berkembang di dalam folikel-folikel telur, dengan tingkatan sebagai berikut :
1.               Folikel primordial. Folikel ini adalah folikel utama yang terdapat sebelum lahir terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel (sel granulosa) berbentuk pipih.
2.               Folikel tumbuh terdiri dari :
a.          Folikel primer. Folikel ini terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel (sel granulosa) berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulosa dipisahkan oleh zona pellusida.
b.         Folikel sekunder. Folikel ini terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa lapis sel granulosa.
c.          Folikel tersier. Volum stratum granulosum yang melapisi oosit II bertambah besar/ banyak. Terdapat beberapa celah (antrum) diantara sel-sel granulosa Jaringan ikat stroma yang terdapat di luar stratum granulosa menyusun diri membentuk teka interna dan eksterna.
d.         Folikel matang (folkikel Graaf). Folikel ini berukuran paling besar , antrum menjadi sebuah rongga besar berisi cairan folikel (liquor folliculi). Oosit dikelilingi oleh sel granulosa yang disebut korona radiata, dihubungkan dengan sel-sel granulosa tepi oleh tangkai penghubung yang disebut komulus ooforus.
            Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel de Graaf, Folikel de Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi FSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga akhirnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali (Anonim2, 2010).
            Berbagai jenis hewan memilii bentuk dan struktur morfologis gamet yang berbeda. Secara umum gamet jantan atau spermartozoa memiliki kepala, badan/ leher, dan ekor. Sel telur atau Ova terdiri atas inti, kuning telur beserta selaput pembungkusnya. Selaput telur ayam terdiri atas selaput vitellin, albumen, selaput cangkang, cangkang kapur, serta bagian albumen yang disebut kalaza. Berdasar keadaan kunig telur, terdapat telur-telur isolesithal (kuning telur sedikit dan tersebar merata), telolesithal (kuning telur banyak dan lebih terhimpun di kutub vegetatif berwarna putih/ kuning, kutub animal berpigmen sehingga tampak terwarna hitam/ cokelat), megalesithal (kuning telur sangat banyak sehingga ooplasma dan inti terdesak ke kutub animal) (Suhandoyo, 2000).
               

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
     Hari/ Tanggal                     : Selasa/ 30 November 2010
     Waktu                                : Pukul 09.10 s.d. 10.50 WITA
     Tempat                               : Laboratorium Biologi Lantai II sebelah Timur
                                                  Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
     1. Alat
         Mikroskop
     2. Bahan
          a. Preparat histologis testis Mus musculus
          b. Preparat histologis ovarium Mus musculus
C. Prosedur Kerja
    1.  Mengamati preparat testis di bawah mikroskop dengan menggunakan mulai   
         pembesaran lemah hingga pembesaran kuat.
    2.  Menggambar sebuah tubulus seminiferus beserta sel-sel germa yang berkembang di  
         dalamnya. Menggambar pula sel-sel intertisial (sel Leidyg) yang terdapat di ruang
         antar tubulus.
    3. Mengamati preparat testis di bawah mikroskop dengan menggunakan mulai     
        pembesaran lemah hingga pembesaran kuat.
    4. Menggambar masing-masing folikel telur yang berkembang di dalamnya dan sebutkan
        bagiannya dengan lengkap.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
      1. Spermatogenesis
          a. Tubulus seminiferus
              7                                                                      
                                                                                      1

                                                                                 2


                                                                               
                                                                                 3




                                                                                4





                                                                              


                            6                              5                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          















           



 
                                                                                                          Keterangan :
                                                                                      
      1. Spermatozoa
      2. Spermatid
                         3.  Spermatosit primer
                         4.  Sel Sertoli
5. Spermatogonia
                         6. Spermatosit sekunder
                         7. Pembelahan spermatid
                       
                                      
              
                                                                                                                       







     
                  
                                                http://biologigonz.blogspot.com
              b. Bagan Spermatogenesis
             
                             



 

      2. Ooogenesis
          a. Folikel primordial
                                                                     1

                                                                  2

                                                                     3

                                                                  4                 
 







           



 
                                                                                                             Keterangan :
1.      Sel epitel pipih
2.      Inti sel epitel
3.      Antrum
4.       Oosit primer




           b. Folikel primer
                                                                               
                                                                             1

                                                                       2
                                                                      3

                                                                       4


                                                                                                    





           



 
                                                                                                            Keterangan :
1.      Sel epitel kubus
2.      Inti sel
3.      Antrum
4.      Oosit primer