Senin, 18 April 2011

Bom Professional Ibu Guru Kini

Pendidikan di Indonesia harus setara dengan pendidikan di luar negeri. Itu harapan kita. Namun, janganlah jauh-jauh ke negeri orang sedangkan di negeri sendiri masih banyak yang harus di benahi bila kita berbicara mengenai pendidikan. Nah, oleh karena itu mari kita lebih dulu mewujudkan pemerataan pendidikan di negeri kita tercinta Indonesia ini.
Pemerataan pendidikan menjadi tugas yang besar bagi dunia pendidikan dalam rangka untuk mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut Miarso (2006: 241), definisi pemerataan pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Kesempatan untuk bersekolah yang merata, atau lazim disebut dengan istilah pendidikan semesta (universal education)
b. Pemerataan mutu pendidikan, atau berarti menghilangkan kesen-jangan mutu karena faktor sosial-ekonomis dan geografis
c. Pemerataan kemungkinan memperoleh pendidikan dengan memberikan perlakuan yang berbeda termasuk subsidi atau beasiswa kepada mereka yang tidak mampu, meliputi pula untuk mereka yang menyandang kelainan
d. Pemerataan hasil perolehan pendidikan, yang berarti para lulus-annya mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh penghasilan yang setaraf.
Nah, bagaimana dengan kenyataan yang ada sekarang? Apakah ke empat point di atas telah terpenuhi? Jawabannya, hampir dan tentu saja akan bisa. Ya, harus optimis dong. Apalagi jaman digital seperti saat ini, di mana-mana serba teknologi, khususnya namanya teknologi informasi dan telekomunikasi berkembang dengan laju yang mendekati kecepatan cahaya. Tidak dapat dipungkiri peran teknologi informasi dan telekomunikasi sangat vital dalam pemerataan pendidikan di Indonesia. Selain itu, pemerataan pendidikan membutuhkan partisipasi dari bari berbagai pihak. Salah satunya adalah guru sebagai tenaga pendidik. Selanjutnya, peserta didik sebagai objek pemerataan pendidikan akan memperoleh manfaat nyata.
Guru wanita, selanjutnya kita sebut ibu Guru, sebagai bibit unggul pemangkul amanat ibu kita Kartini dalam bidang pendidikan, adalah subjek dalam pendidikan yang diberikan tugas dan tanggung jawab untuk mencerdaskan peserta didik, tidak hanya cerdas akal tapi tentu juga dibarengi cerdas hati. Untuk melaksanakan tugasnya secara professional dalam mendidik, guru harus mampu merencanakan, melaksanakan, dan membimbing pelajaran. Memfokuskan pada aspek kemampuan merencenakan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran, ibu Guru sekarang sudah berbeda dengan ibu Guru dahulu. Ibu Guru sekarang telah dimanjakan oleh perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.
Dalam merencanakan pembelajaran yang meliputi persiapan materi, metode atau teknik,dan sebagainya, seorang ibu Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk menggali materi ajar secara dalam. Materi ajar yang luas dan dalam dapat menambah wawasan dan keterampilan peserta didik sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas peserta didik. Tidak hanya materi bahan ajar yang dapat diperoleh secara lengkap melalui teknologi informasi dan komunikasi, tetapi juga berbagai teknik dan metode terbaru yang sedang popular dalam dunia pendidikan di berbagai belahan bumi dapat dengan jelas diketahui dan bila mungkin diadaptasi dalam pembelajaran di kelas.
Nah, ngomong-ngomong mengenai pembelajaran di kelas, dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, belajar tidak hanya dapat dilakukan di dalam ruangan atau dengan kata lain indoor. Guru dapat mengajar tanpa dibatasi ruang dan waktu. Misalnya dengan metode e-learning, guru dapat memantau perkembangan anak didiknya, memberikan evaluasi guna melihat sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan dari sebuah layar komputer di rumah. Tentu saja tanpa menghilangkan kewajiban tatap muka dengan peserta didik sebab tatap muka itu sendiri merupakan unsur esensial dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, ibu Guru dapat tetap mengajar walalupun jam pelajaran di sekolah telah usai. Ibu Guru dapat mengajar dengan target yang lebih luas melalui jaringan internet, sehingga hal inilah yang diharapkan dapat meningkatkan pemerataan pendidikan di berbagai daerah di Indonesia.
Ke semua hal yang dikemuakan di atas berkaiatan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi, dapat meningkatkan kualitas peserta didik sekaligus ibu Guru itu sendiri. Peserta didik akan memiliki daya saing, baik di sekolahnya sendiri mapupun dengan sekolah lain, bahkan dengan daerah lain, dan yang lebih bergengsi adalah dengan negara lain terutama negara maju. Sedangkan di pihak Ibu Guru, akan terlatih untuk menjadi guru yang professional secara kode etik profesi keguruan, diakui oleh masyarakat, dan tentunya di mata anak didinya sendiri. Sehingga ibu Guru juga pada aplikasinya dapat bersaing dengan sesama guru dan memiliki kedudukan yang sama tinggi dengan bapak Guru. Ibu Guru tidak lagi dipandang sebelah mata, namun mulai diperhitungkan keberadaannya sebagai professional pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi setidak-tidaknya diharapkan mampu mewujudkan jalannya demokratisasi pendidikan dengan semboyannya Education for All yang dapat meningkatkan pemerataan pendidikan di berbagai daerah di Indonesia yang berdampak positif pada kualitas peserta didik, dan kualitas ibu Guru sebagai pendidik dari generasi Kartini.
Sumber : Miarso, Yusufhadi. 2009.Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.