Senin, 07 Maret 2011

Gametogenesis


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
           Makhluk hidup mulai dari tingkat uniseluler sampai tingkat multiselular memiliki kemampuan untuk mempertahankan jenisnya. Hal itu dimaksudkan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan spesiesnya di muka bumi. Proses mempertahankan jenis itu dapat dikategorikan ke dalam proses reproduksi atau perkembangbiakan. Tiap jenis hewan memiliki cara reproduksi yang berbeda satu sama lain. Pada hewan avertebrata proses reproduksi masih sederhana, sedangkan pada hewan vertebrata prosesnya kompleks dan melibatkan banyak tahapan. Salah satu tahapan dalam proses reproduksi adalah gametogenesis.
Praktikum Perkembangan Hewan kali ini ialah mengenai gametogenesis yang terdiri atas spermatogenesis dan oogenesis. Dalam praktikum ini, praktikan dapat melihat penampakan histologis testis dan ovarium yang baik testis maupun ovarium keduanya merupakan tempat berlangsungnya gametogenesis, melalui pengamatan preparat histologis dengan menggunakan mikroskop. Melalui berbagai kegiatan pengamatan dalam Praktikum Perkembangan Hewan ini, diharapkan agar praktikan dapat memperluas pemahamannya terhadap gametogenesis baik spermatogenesis maupun oogenesis. Praktikan dapat mengetahui tahapan yang dilalui pada proses pembentukan gamet dalam gametogenesis mulai dari tahap awal hingga tahap akhir di mana sel gamet jantan yaitu sperma dan gamet betina yaitu ovum dihasilkan. Pengetahuan tentang gametogenesis merupakan pengetahuan dasar yang tentunya akan sangat membantu praktikan itu sendiri untuk masa-masa yang akan datang. Praktikum ini memberikan kesempatan kepada praktikan untuk dapat mengamati secara langsung tahapan gametogenesis.

B. Tujuan Percobaan
                Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari proses pembentukan sel 
     kelamin jantan dan betina melalui pengamatan preparat histologis.
C. Manfaat Percobaan
     1. Mahasiswa mampu mengamati berbagai tahapan dalam gametogenesis.
     2. Mahasiswa mengetahui perubahan yang terjadi dalam tiap tahapan gametogenesis.
     3. Mahasiswa mengetahui organ yang berperan dalam gametogenesis beserta fungsinya.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
          Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet. Dikenal dua tipe yaitu spermatogenesis yang berlangsung pada gonad testis hewan jantan dan hasilnya adalah sperma dan oogenesis yang berlangsung pada gonad ovarium hewan betina dan hasilnya adalah ovum (Tim Pengajar, 2010).
            Spermatogenesis berlangsung di dalam tubulus seminiferus testis. Tahapan proliferasi berlangsung pada saat sebelum lahir sampai beberapa saat sesudah lahir. Setelah itu akan dorman dan akan dilanjutkan setelah menginjak dewasa berkelamin. Bakal sel kelamin yang sudah terbentuk pada membran dasar tubulus seminiferus testis akan mengalami pembelahan mitosis berkali-kali membentuk spermatogonia. Spermatogonesis merupakan poses yang berlangsung terus menerus dan pada berbagai tingkatan berurutan yang dapat diamati dalam tubulus seminiferus pada saat yang sama. Pada vertebrata, testis mengandung sel somatik yang membantu perkembanagn sperma dengan jalan menyokong sel yang berdiferensiasi dam memberi makan selama perkembangannya. Sel tersebut dikenal sebagai sel Sertoli. Sel Sertoli merupakan sel kolumner tinggi, bagian proksimal melekat pada membran dasar, bagian distal ke arah lumen tudung yang menutupi akrosom dari setengah bagian anterior inti spermatid (Sugiyanto, 1996).
            Menurut Suarsini (2000), tingkatan perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus adalah sebagai berikut :
1.      Spermatogonium. Ukurannya relatif kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terang, terletak di dekat/ melekat membrane basalis.
2.      Spermatosit I. Ukuran paling besar, bentuk bulat, inti terwarna kuat, letak agak menjauh dari membran basalis.
3.      Spermatosit II. Ukuran agak kecil (setengah spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih kuat, letak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen).
4.      Spermatid. Ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang piknotis, letak di dekat lumen.
5.      Spermatozoid. Spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel Sertoli, yang muda terdapat di dalam lumen.
            Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada stadium embrionalnya, di dalam jaringan testis, dikelilingi dengan sel-sel penunjang, sampai saat sesudah lahir dan menjelang pubertas. Differensiasi lanjutan dari sel benih primordial dan penunjangnya baru mulai pada masa pubertas. Pada masa pubertas, sel penunjang berkembang menjadi sel-sel sustentakuler Sertoli untuk nutrisi gamet. Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonium kemudian menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer ini kemudian mengadakan mitosis untuk memperbanyak diri terus menerus. Kemudian hasil akhir pembelahan tersebut menjalani proses miosis pertama menjadi spermatosit sekunder. Setelah itu spermatosit sekunder menjalani proses miosis kedua menjadi spermatid. Perkembangan selanjutnya dari spermatid menjadi sel sperma dewasa disebut sebagai spermiogenesis . Pada proses spermiogenesis, terjadi beberapa proses penting yaitu badan dan inti sel spermatid menjadi "kepala" sperma, sebagian besar sitoplasma luruh dan diabsorpsi, terjadi juga pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor, kepala sperma diliputi akrosom. Hasil akhir proses ini adalah sel-sel sperma dewasa yaitu spermatozoa.
Karena terjadi pemisahan pasangan kromosom, suatu sel sperma akan mengandung kromosom separuh dari induknya (44+XY) yaitu kemungkinan 22+X atau 22+Y.
Keseluruhan proses spermatogenesis - spermiogenesis normal pada pria memerlukan waktu 60-70 hari (Anonim1, 2010).
            Spermatogenesis dikontrol oleh hormon steroid seks, yaitu testosteron. Testosteron disintesis oleh sel-sel intertisia testis atau sel-sel Leydig. Sel-sel Leydig terdapat di antara tubulus seminiferus testis. Testosteroe berdifusi ke dalam tubulus seminiferus testis dan di dalam tubulus seminiferus testis ia merangsag spermatogenesis. Produksi testosteron oleh sel Leydig diatur oleh hormon gonadotropin yaitu Luteinizing Hormon (LH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Hormone LH sering pula dinamakan Intertisial Cell Stimulating Hormon (ICCH) (Adnan, 2008).
            Pada hewan betina, tingkat awal perkembangan gametnya serupa dengan yang terdapat pada proses pembentukan sperma. Oogonia merupakan sel-sel yang jelas akan menjadi sel telur, mengalami proliferasi dengan cara mitosis. Hasil pembelahan ini akan mengalami pertumbuhan menjadi oosit. Pertumbuhan berperan penting dalam oogenesis daripada dalam spermatogenesis. Periode tumbuh pada gamet betina sangat panjang dan pertambahan ukuran yang sangat mencolok. Pada mamalia, proliferasi oogonia terbatas pada perioda kehidupan intra uterus dan seluruh ovum berasal dari oosit yang ada pada saat lahir. Dengan adanya pertumbuhan, maka ovum ukurannya relative lebih besar daripada ukuran rata-rata sel somatic (Sugiyanto, 1996).
            Menurut Suarsini (2000), dalam oogenesis sel germa berkembang di dalam folikel-folikel telur, dengan tingkatan sebagai berikut :
1.               Folikel primordial. Folikel ini adalah folikel utama yang terdapat sebelum lahir terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel (sel granulosa) berbentuk pipih.
2.               Folikel tumbuh terdiri dari :
a.          Folikel primer. Folikel ini terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel (sel granulosa) berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulosa dipisahkan oleh zona pellusida.
b.         Folikel sekunder. Folikel ini terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa lapis sel granulosa.
c.          Folikel tersier. Volum stratum granulosum yang melapisi oosit II bertambah besar/ banyak. Terdapat beberapa celah (antrum) diantara sel-sel granulosa Jaringan ikat stroma yang terdapat di luar stratum granulosa menyusun diri membentuk teka interna dan eksterna.
d.         Folikel matang (folkikel Graaf). Folikel ini berukuran paling besar , antrum menjadi sebuah rongga besar berisi cairan folikel (liquor folliculi). Oosit dikelilingi oleh sel granulosa yang disebut korona radiata, dihubungkan dengan sel-sel granulosa tepi oleh tangkai penghubung yang disebut komulus ooforus.
            Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel de Graaf, Folikel de Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi FSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga akhirnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali (Anonim2, 2010).
            Berbagai jenis hewan memilii bentuk dan struktur morfologis gamet yang berbeda. Secara umum gamet jantan atau spermartozoa memiliki kepala, badan/ leher, dan ekor. Sel telur atau Ova terdiri atas inti, kuning telur beserta selaput pembungkusnya. Selaput telur ayam terdiri atas selaput vitellin, albumen, selaput cangkang, cangkang kapur, serta bagian albumen yang disebut kalaza. Berdasar keadaan kunig telur, terdapat telur-telur isolesithal (kuning telur sedikit dan tersebar merata), telolesithal (kuning telur banyak dan lebih terhimpun di kutub vegetatif berwarna putih/ kuning, kutub animal berpigmen sehingga tampak terwarna hitam/ cokelat), megalesithal (kuning telur sangat banyak sehingga ooplasma dan inti terdesak ke kutub animal) (Suhandoyo, 2000).
               

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
     Hari/ Tanggal                     : Selasa/ 30 November 2010
     Waktu                                : Pukul 09.10 s.d. 10.50 WITA
     Tempat                               : Laboratorium Biologi Lantai II sebelah Timur
                                                  Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
     1. Alat
         Mikroskop
     2. Bahan
          a. Preparat histologis testis Mus musculus
          b. Preparat histologis ovarium Mus musculus
C. Prosedur Kerja
    1.  Mengamati preparat testis di bawah mikroskop dengan menggunakan mulai   
         pembesaran lemah hingga pembesaran kuat.
    2.  Menggambar sebuah tubulus seminiferus beserta sel-sel germa yang berkembang di  
         dalamnya. Menggambar pula sel-sel intertisial (sel Leidyg) yang terdapat di ruang
         antar tubulus.
    3. Mengamati preparat testis di bawah mikroskop dengan menggunakan mulai     
        pembesaran lemah hingga pembesaran kuat.
    4. Menggambar masing-masing folikel telur yang berkembang di dalamnya dan sebutkan
        bagiannya dengan lengkap.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
      1. Spermatogenesis
          a. Tubulus seminiferus
              7                                                                      
                                                                                      1

                                                                                 2


                                                                               
                                                                                 3




                                                                                4





                                                                              


                            6                              5                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          















           



 
                                                                                                          Keterangan :
                                                                                      
      1. Spermatozoa
      2. Spermatid
                         3.  Spermatosit primer
                         4.  Sel Sertoli
5. Spermatogonia
                         6. Spermatosit sekunder
                         7. Pembelahan spermatid
                       
                                      
              
                                                                                                                       







     
                  
                                                http://biologigonz.blogspot.com
              b. Bagan Spermatogenesis
             
                             



 

      2. Ooogenesis
          a. Folikel primordial
                                                                     1

                                                                  2

                                                                     3

                                                                  4                 
 







           



 
                                                                                                             Keterangan :
1.      Sel epitel pipih
2.      Inti sel epitel
3.      Antrum
4.       Oosit primer




           b. Folikel primer
                                                                               
                                                                             1

                                                                       2
                                                                      3

                                                                       4


                                                                                                    





           



 
                                                                                                            Keterangan :
1.      Sel epitel kubus
2.      Inti sel
3.      Antrum
4.      Oosit primer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar